Resensi Novel "Cinta Kamu, Aku : Ini Bukan Drama Radio" Karya Irfan Ihsan
Oleh : Lisya Christine Ling
Judul Buku: Cinta Kamu, Aku
Penulis: Irfan Ihsan
Penerbit: Noura Books
Tebal Buku: 320 halaman
Cetakan Pertama, Februari 2013
"...cinta itu sebenarnya bisa didapat dengan sederhana, di mana saja, jika kita bisa lebih peka, tanpa harus mengorbankan sesuatu yang sudah dimiliki orang lain."
Sebenarnya Risha tahu persis resikonya menjadi orang ketiga. Seperti ia tahu persis bahwa tidak ada yang salah dengan cinta. Bahwa cinta bisa tumbuh di mana saja. Tidak terkecuali di hatinya, yang membuatnya begitu sabar menunggu Yudha mengakhiri sandiwara pernikahannya dengan Ratih dan menyuntingnya selamanya. Setidaknya janji itulah yang ia percaya dari Yudha, penulis lagu-lagunya, orang yang juga paling berjasa membuatnya menjadi bintang dan penyanyi solo yang sukses. Namun, hatinya juga kerap menelan kekecewaan dari janji-janji palsu yang diberikan komponis terkenal itu. Kenyataannya, alih-alih bercerai, Yudha malah tampil kian mesra dengan istrinya.
Dikuasai emosi, Risha melakukan sebuah kesalahan fatal dengan melibatkan Aan dalam kehidupan cintanya. Di malam sebuah penganugerahan musik bergengsi, demi membalas sakit hatinya melihat kemesraan Yudha dan sang istri, Risha tiba-tiba saja mencium Aan, seorang penyiar radio yang dikenalnya secara tidak sengaja. Sebuah kesalahan yang ternyata mengubah hidupnya 180 derajat.
Kejadian itu tidak pelak lagi menimbulkan kesalahpahaman besar. Bagi Aan yang hanya seorang penyiar radio dengan jadwal siaran seminggu sekali, yang sering menunggak uang kost, yang memilih menjomblo karena tidak punya modal untuk pacaran, mendapatkan hati Risha, penyanyi muda cantik papan atas dengan segudang prestasi sama saja rasanya dengan mendapat lotre jutaan dolar. Hatinya melambung. Lucunya, usaha Risha untuk menjelaskan bahwa kejadian itu hanya kecelakaan malah berakhir dengan pengalaman yang membuatnya berbalik jatuh hati pada pria sederhana itu. Seperti terpaksa makan malam bersama Aki dan Ninik, kakek dan nenek Aan yang sangat berharap mereka segera menikah. Di sanalah Risha merasakan kenyamanan dalam kehangatan kasih sayang keluarga yang tidak pernah didapatnya sejak kecil. Dalam sekejap, pemberitaan media tentang hubungan mereka pun kian meluas.
Konflik muncul saat ternyata Yudha bersungguh-sungguh dengan niatnya menceraikan Ratih untuk bisa bersama Risha. Risha harus memilih, kembali bersama Yudha dan mewujudkan mimpi yang selama ini diperjuangkannya, atau meneruskan hubungannya dengan Aan. Suasana kian pelik, ketika keterkaitan Risha dengan perceraian Yudha terkuak, dan media menyebut kisah romantismenya dengan Aan selama ini hanya sebuah drama radio.
Membaca novel ini kita akan dibawa ke dalam suasana drama yang sangat pop ala metropolitan. Gaya berceritanya santai dengan deskripsi-deskripsi detail yang unik pada setiap kejadian dan penokohan, namun terkadang cenderung berlebihan khas komedi romantis. Pembaca dijamin akan tergoda untuk tertawa atau sekedar tersenyum lebar dengan kejadian-kejadian seru dan mengejutkan serta dialog-dialog lucu antar tokohnya. Tak hanya itu, ekspresi emosi mendalam juga berhasil dimunculkan. Misalnya, saat Aan yang dengan bersemangat melamar Risha dengan adat betawi lengkap dengan ondel-ondel, justru mendapati Risha tengah berciuman dengan Yudha di apartemen Risha.
Meskipun menampilkan latar dunia penyiaran radio, pembaca awam tidak perlu kuatir menemukan istilah-istilah asing yang sulit dimengerti. Selain tidak banyak detail dunia penyiaran yang ditampilkan, pemakaian istilah-istilah tersebut dan pengertiannya membaur dalam narasi. Namun, terlalu banyak dan tidak konsistennya penulisan istilah-istilah asing dalam huruf miring atau tanda kutip cukup mengganggu pembaca. Misalnya penulisan feedback dicetak dalam huruf miring sekaligus diberi tanda kutip ganda. Seharusnya cukup dicetak miring saja, seperti pada bagian lain, istilah seperti mixer dan slide hanya dicetak dengan huruf miring.
Irfan Ihsan dengan ringan berhasil menggabungkan dunia hiburan yang glamor dengan hangatnya kesederhanaan sebuah keluarga. Bahkan tak ketinggalan menyisipkan nuansa budaya dan reliji melalui tokoh Aki dan Ninik yang kerap berbahasa sunda dan rajin melontarkan petuah-petuah bijak. Secara keseluruhan, sebagai novel debut, "Cinta Kamu, Aku" cukup menghibur meski dengan konflik yang sangat sederhana. Sesederhana pesan moral yang ingin disampaikan tentang ketulusan cinta. Bahwa kebahagiaan karena cinta bisa didapat tanpa harus mengorbankan kebahagiaan orang lain. Tidak berlebihan kalau mengutip salah satu testimoni di buku ini: keren, dan layak difilmkan.
Irfan Ihsan (@irfanihsan), Bekerja di dunia radio dimulai pada tahun 1993 di radio Prambors mulai dikenal ketika membawakan acara The Afternoon Show bersama Angga, yang kemudian diangkat ke layar televisi dan menjadi program pertama di Indonesia yang mengudara secara langsung dan bersamaan di radio dan TV, bernama “PRAMBORS WOW MANIA”, dari tahun 1996-1998. Selain di dunia Radio, Irfan juga sempat membawakan beberapa acara TV mulai dari variety show, game show, hingga siaran langsung sepak bola. Pengalaman lainnya termasuk meliput event besar seperti Woodstock Music Festival di Rome, New York tahun 1999 dan acara penghormatan terakhir bagi legenda musik Michael Jackson di Los Angeles, California pada tahun 2009. Pada tahun 2005, Irfan bergabung dengan VOA sebagai International Broadcaster, dan menetap di Washington DC bersama istrinya, Vivit Kavi dan dua putri mereka, Ayla dan Kanza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar